Sabtu, 18 April 2009

CHANGE

Perubahan dan perkembangan jaman adalah pola dari suatu siklus waktu. Kesempatan yang sama tapi dalam situasi dan keadaan yang berbeda. Regenerasi dalam rantai manusia melahirkan pemikir- pemikir baru yang mau tidak mau akan masuk dalam siklus waktu tersebut, dengan begitu perkembangan akan berada pada level yang lebih baru, maju, dan berkembang sejalan pada masanya. Rona kehidupanpun akan terus berjalan tanpa melihat kebelakang. Replika prilaku manusia akan terbentuk dengan sendirinya melalui tingkah dan prilaku makhluk hidup yang beragam. Keaneka ragaman bisa menjadi warna yang indah bila adanya keselarasan dan akan menjadi kelabu bila tidak ada kesinambungan diantara sesama.

Lihat sekeliling kehidupan saat ini, banyaknya sesuatu hal dikatakan kacau karena tidak adanya suatu perencanaan yang matang dan berujung pada kegagalan dan kekosongan. Banyak pemikir-pemikir baru yang diharapkan sebagai agen perubahan hanya jadi harapan kosong, bahkan sebagian dari mereka menjadi pangkal dari kegagalan ini.

Kejamnya kehidupan bukan alasan dari semuanya tapi keserakahan, egois, mata hati yang ditutup oleh harta, iman yang diperjual belikan, dan lupa dengan hari pembalasan merupakan sebab dari semua kekacauan ini. Akibat pun bermunculan tak terkendali mulai dari jeritan orang yang tidak bersalah dari dalam penjara, tangisan bayi yang kelaparan, hingga seorang wanita yang meminta keperawanannya kembali. Penderitaan dari mereka yang tidak memperoleh keadilan didunia merupakan suatu keterpurukan kita semua, mau tidak mau kita harus mengakui itu karena kita sesamanya yang ada pada siklus waktu ini. Sebuah doa dan sesuap nasi pun dapat membantu mereka yang kurang tapi mengapa hanya sebagian yang sadar dan dimana sebagiannya lagi, apa mereka buta atau tertidur, atau hanya bepura-pura dengan mempalingkan muka. Bukan ketidak tahuan tapi kesengajaan dengan mengatas namakan sebuah kata yang diagung-agungkan, yaitu: “egois”. Egois bagi dunia, bagi bangsanya, bagi lingkungannya, bagi dirinya sendiri, dan bagi hati kecilnya. Hingga saat ini banyak yang belum tahu mereka yang egois sedang sakit, bukan secara fisik tapi secara moral. Kemiskinan moral merupakan penyakit hati yang kronis dan hanya Sang Maha yang dapat meridhoi kesembuhan dari semuanya.

Belum berakhir dan masih belum diakhiri oleh Sang yang beragam untuk menjadikan keselarasan bagi hidup, kehidupan, dan penghidupan. kesempatan hanya datang sekali dan siklus waktu masih berjalan, sejalan dengan kesadaran kita semua dengan keindahan warna

Tidak ada komentar: